Kemenko Polkam Tegaskan Komitmen Nasional Tangani Karhutla di Sumbar

Padang, Sumbarjaya.com ~ Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menyelenggarakan “Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumetera Barat.
Hal ini merupakan satu satu bentuk penegaskan komitmen pemerintah pusat dalam memperkuat koordinasi penanganan karhutla.
Frengky E. Riupassa, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa (Hanneg dan Kesbang) Menkopolhukam saat memimpin rakor di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Senin (25/8/2025).
Ia mengatakan, Karhutla merupakan persoalan nasional yang memerlukan kerja bersama, dan ini bukan hanya persoalan daerah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh unsur bangsa,” ujar Frenky.
Frenky menegaskan bahwa Kemenko Polkam hadir untuk memastikan koordinasi berjalan terpadu. “Mulai dari pencegahan, pemadaman, hingga penegakan hukum harus dilaksanakan secara kolektif, karena mustahil kita bisa mengatasi persoalan ini tanpa kerja sama yang baik,” ujarnya.
Pada rakor tersebut, Sesdep Bidkoor Hanneg dan Kesbang pun kembali menekankan terkait peran strategis koordinasi pusat dan daerah. “Kami berharap agar Sumatera Barat tidak hanya cepat tanggap, tetapi juga mampu membangun sistem pencegahan yang kuat,” katanya.
“Pemerintah pusat melalui Kemenko Polkam berkomitmen mengawal penanganan Karhutla secara menyeluruh. Dengan kebersamaan, kita bisa menekan dampak Karhutla sekaligus melindungi masyarakat dan lingkungan,” tambahnya.
Rakor ini dihadiri juga oleh berbagai unsur, di antaranya TNI, Polri, BPBD, BMKG, Kejaksaan, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA), serta perwakilan dari sejumlah instansi teknis terkait.
Kehadiran lintas sektor tersebut menunjukkan pentingnya sinergi antar instansi dalam menghadapi ancaman Karhutla yang terus berulang setiap tahun.
Perwakilan dari BPBD Provinsi Sumbar melaporkan bahwa hingga 20 Agustus 2025 luas lahan terbakar mencapai 1.520 hektare. Wilayah terdampak utama meliputi Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan.
Kasiops Korem menyampaikan tentang data kejadian Karhutla yaitu 96 kejadian Karhutla dengan luas 589 hektar, di mana 78 persen berada di Kabupaten Solok. Beberapa kebakaran bahkan meluas hingga ke kawasan wisata Harau.
Hadir pula perwakilan BMKG yang menjelaskan bahwa Kejadian Karhutla di Sumbar disebabkan karena adanya daerah yang mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan durasi 60 hari, sehingga menimbulkan kondisi kering yang sangat mudah terbakar khususnya di wilayah tengah.
Karhutla Kemenko Polkam pun juga melaksanakan peninjauan lapangan di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok. Di lokasi tersebut, kebakaran seluas 83 hektare berhasil dipadamkan berkat dukungan operasi modifikasi cuaca.
Peninjauan ini dihadiri Wakil Bupati Solok, jajaran TNI-Polri, Camat, Kepala Nagari, serta tokoh adat setempat. Dalam kesempatan itu, masyarakat menyampaikan harapan adanya program rehabilitasi dan penanaman kembali pada lahan terdampak. ( i )